15/11/24

Motivasi untuk Menjadi Kaya dan Bertakwa

Penulis, Akhmad Muhaimin Azzet, ketika
mengisi pengajian di Bank BPD DIY.

Nabi Muhammad Saw. memang pernah menyampaikan banyak kelebihan orang miskin dibanding dengan orang yang kaya. Akan tetapi, orang miskin yang mempunyai kelebihan dibandingkan orang kaya adalah orang miskin yang mempunyai kesabaran dan tetap beribadah kepada Allah Swt. Bukan orang miskin yang selalu gelisah, tidak tenang hidupnya, lebih menyesali kemiskinannya ketimbang sibuk beribadah, bahkan bukan orang miskin yang justru ingkar kepada Allah Swt.

Sungguh, kita berlindung kepada Allah Swt. dari kemiskinan yang justru menjauh dari Allah Yang Mahakaya. Betapa ruginya orang yang miskin di dunia dan di akhirat pun mendapatkan siksa. Na’udzu billâhi min dzâlik.

Rasulullah Saw. bersabda:

“Kesengsaraan yang paling sengsara ialah miskin di dunia dan disiksa di akhirat.” (HR. Thabrani).

Apabila menjadi miskin, namun tidak mempunyai ketenangan dan rasa syukur, maka alangkah lebih baik bila menjadi kaya namun mempunyai ketenangan dan mudah mewujudkan rasa syukur kepada Allah Swt.

Dalam hal kekayaan, Rasulullah Saw. juga pernah bersabda, sebagai berikut:

“Harta kekayaan adalah sebaik-baik penolong bagi pemeliharaan ketakwaan kepada Allah.” (HR Dailami).

Ketakwaan adalah sebaik-baik bekal untuk kehidupan yang abadi di akhirat kelak. Ternyata, menurut Rasulullah Saw. sebagaimana tersebut, ketakwaan seseorang dapat dipelihara dengan harta kekayaan. Bahkan, harta kekayaan merupakan sebaik-baik penolong atau sarana yang paling baik dalam memelihara ketakwaan kepada Allah Swt.

Kekayaan yang dipakai untuk memelihara ketakwaan kepada Allah Swt., inilah akhlak seorang muslim yang dicintai oleh Allah Swt. Berkaitan dengan hal ini, ada sebuah hadis, yakni dari Sa’ad bin Abu Waqqash menyampaikan bahwa Rasulullah Saw. pernah bersabda:

“Sesungguhnya Allah mencintai hamba yang bertakwa, yang kaya, dan tidak menonjolkan diri.” (HR Muslim)

Alangkah senangnya menjadi manusia yang mempunyai kekayaan dan dicintai oleh Allah Swt. Orang yang demikian, sudah barang tentu, bukan orang yang kaya, tetapi kufur nikmat dan takabur; namun orang kaya yang mewujudkan rasa syukurnya dengan berbagi kepada sesama dan kian mendekat kepada-Nya. Untuk memperoleh derajat menjadi kaya dan bisa bertakwa, tentu dibutuhkan ilmu pengetahuan. Inilah kenapa kita sangat perlu untuk terus-menerus belajar.

Semoga kita digolongkan oleh Allah Swt. ke dalam golongan orang-orang yang mulia akibat kekayaan dan ilmu pengetahuan. Aamiin…

Salam dari Jogja,
Akhmad Muhaimin Azzet

06/10/24

Ayam Geprek Saudi, Nasi Arabnya Enak, Sambalnya Mantap

Ayam Geprek Saudi; Geprek Arab No.1 di Indonesia.
Ini baru buka Gaes, berada di Jl. Seturan Raya – Kledokan, atau tepat di selatan warung Kopi Klotok Seturan, dan langsung diserbu para penggemar ayam geprek. Karena memang ayam gepreknya enak, kriuk gurih di luar, lembut enak di dalam. Dipadu dengan sambalnya yang jujur, menurut saya, rasanya juara.

Ada dua pilihan nasinya. Nasi putih dan nasi Arab. Kebetulan saya termasuk penggemar makanan Arab. Menurut saya, nasi Arabnya enak. Bumbu rempahnya soft, tidak begitu kuat, justru inilah yang cocok dengan lidah orang Indonesia pada umumnya, maka saya suka. Para santri tahfidz Cinta Qur’an yang kebetulan menikmati makan siang Ayam Geprek Saudi, komentarnya sama, rasanya enak dan mantap katanya.

Ayam Geprek Saudi dan nasi Arab yang mantap rasanya.

Para santri tahfidz Cinta Qur'an menikmati Ayam Geprek Saudi dengan lahap.

Warung makan yang buka jam 11 siang dan tutup pada pukul 18.00/habis ini cocok bagi para mahasiswa. Di samping harganya ramah di kantong, nasi dan es teh bisa ambil sepuasnya untuk sendiri atau per orang. Bukan untuk berdua atau beramai-ramai ya, Gaes; yang penting dihabiskan atau tidak mubadzir.

Daftar menu warung Ayam Geprek Saudi.

Bersama Pak Amin, owner Ayam Geprek Saudi yang ramah dan menyenangkan.

Bagi para sahabat yang berada di Jogja, atau sedang berkunjung ke Jogja, tentu saja warung Ayam Geprek Saudi; Geprek Arab No.1 di Indonesia ini bisa jadi pilihan menarik untuk makan bersama keluarga, sahabat, rekan kerja, atau teman-teman komunitas. Mantap.

Salam dari Jogja,
Akhmad Muhaimin Azzet

08/09/24

Ingin Jadi Orang Kaya? Bagaimana Pandangan Kita Terhadap Kekayaan itu Penting

Penulis, Akhmad Muhaimin Azzet, sewaktu
mengisi acara di Radio MQ FM Jogja.

Hal yang penting sebelum seseorang meneguhkan niat dan mewujudkan keinginannya untuk menjadi orang yang kaya adalah mengubah pandangan terhadap kekayaan. Sungguh, hal ini merupakan fondasi yang perlu ditata terlebih dahulu agar seseorang lebih mudah dalam meraih kekayaan dan dapat menikmatinya dengan hati yang bahagia.

Pandangan terhadap kekayaan yang dimaksudkan di sini adalah pandangan yang negatif atau positif terhadap kekayaan. Pandangan negatif terhadap kekayaan, misalnya, kekayaan itu merupakan sarana yang paling mudah untuk membuat seseorang melupakan Allah Swt.; banyak orang kaya yang ingkar terhadap nikmat sehingga kelak banyak di antara mereka yang menghuni neraka; orang kaya itu jahat karena tidak peduli terhadap kemiskinan tetangganya; kekayaan adalah sarana yang paling mudah membuat seseorang selingkuh, hura-hura, atau mencintai dunia (hubbud dunya) yang berlebihan sehingga melupakan kehidupan akhirat yang abadi; dan seterusnya.

Sedangkan pandangan positif terhadap kekayaan, misalnya, kekayaan itu merupakan sarana yang paling nikmat dalam rangka bersyukur dan mendekatkan diri kepada Allah Swt.; dengan perut anak dan istri yang tidak kelaparan semoga dapat mengerjakan shalat lebih khusyuk; dengan uang yang cukup semoga dapat lebih tenang dalam berdzikir karena tidak resah lagi akibat uang sekolah telah dibayar dan tanpa menunggak beberapa bulan; dengan harta yang cukup dapat berbagi dengan anak-anak yatim dan fakir miskin, bahkan dapat menunaikan rukun Islam yang kelima, yakni berhaji; dengan kekayaan dapat membangun keluarga yang sakinah, yakni mewujudkan surga di dunia dalam rangka meraih ridha-Nya sehingga kelak di akhirat semoga juga dianugerahi rahmat oleh Allah Swt. untuk dimasukkan ke dalam surga-Nya yang abadi.

Selama seseorang masih mempunyai pandangan yang buruk terhadap kekayaan maka ia akan sulit meraih kekayaan yang sesungguhnya. Pandangan yang negatif terhadap kekayaan membuat semangatnya untuk meraih kekayaan tidak bisa menyala dengan baik. Kalau memang dia mempunyai ambisi yang besar untuk memperoleh kekayaan dan ternyata berhasil dalam meraihnya, maka sikap dia terhadap kekayaan dan cara memperlakukan kekayaannya pun akan cenderung tidak jauh berbeda dari pandangannya semula, yakni kekayaan adalah sesuatu yang buruk dan perilakunya pun akan memburuk (jahat) akibat kekayaannya. Bila sudah begini, jangan harap seseorang bisa menikmati kekayaannya dengan hati yang bahagia. Apalagi, bila dikaitkan dengan kehidupan di akhirat, tentu kekayaannya justru menyeretnya kepada penyesalan yang panjang.

Sebaliknya, apabila seseorang mempunyai pandangan yang positif terhadap kekayaan maka ia akan mempunyai semangat yang menyala untuk meraihnya. Orang yang demikian, ketika berhasil meraih kekayaan, maka sikap dia terhadap kekayaan dan cara memperlakukan kekayaannya pun akan cenderung tidak jauh berbeda dari pandangannya semula, yakni kekayaan adalah sesuatu yang baik dan perilakunya pun akan menjadi semakin baik akibat kekayaannya.

Demikian tulisan sederhana ini, semoga bermanfaat bagi kita bersama.

Salam dari Jogja,
Akhmad Muhaimin Azzet

23/07/24

Di Sudut Kolam Ikan, Hati Tenang Sekaligus Senang

Ikan-ikan bermain di dalam kolam.
Ada sebuah sudut, yang sering aku datangi, di rumah sekaligus juga pondok bagi para santri tahfidz Cinta Qur'an ini. Sudut kolam ikan. Rasanya nyaman duduk berlama-lama di sini. Memperhatikan ikan-ikan yang sedang berjalan kesana-kemari di dalam kolam. Ikan-ikan yang rukun, ada koi, nila, patin, dan sapu-sapu. Ikan koi sebagai ikan hias, ikan nila dan patin untuk dikonsumsi bersama para santri, sedangkan ikan sapu-sapu sengaja saya pelihara katanya berfungsi sebagai pembersih kolam.

Ikan-ikan ini saya beri makan pelet sehari dua kali. Pagi jam enam dan sore jam lima. Sepertinya dua kali sudah cukup karena di dalam kolam juga saya kasih eceng gondok. Tanaman eceng gondok ini di samping sebagai penghias kolam, agar lingkungan di kolam seperti di alam, juga dimakan oleh ikan-ikan; ketika saya perhatikan, kelihatannya yang makan eceng gondok ikan nila dan koi. Kira-kira sebulan eceng gondok itu habis yang selanjutnya saya carikan lagi eceng gondok di pinggir sungai.

 

Saat menyenangkan, saat memberi makan ikan-ikan.

Saya suka berlama-lama di pinggir kolam ikan, atau tidak jarang saya di atas jembatan kecil yang ada di atas kolam ikan ini. Memperhatikan ikan-ikan yang sedang bermain-main gembira dengan teman-temannya. Apalagi bila baru saja pulang dari masjid atau bepergian, biasanya tempat yang saya lihat adalah kolam ikan ini. Rasanya hati tenang sekaligus senang. Apakah ini yang dinamakan hobi? Saya merasa, di antara hobi saya adalah memelihara ikan-ikan.

Eceng gondok, penghias kolam ikan, juga dimakan ikan-ikan.

Para sahabat yang membaca tulisan ini, tentunya juga punya hobi kan? Boleh juga diceritakan di kolom komentar dalam blog ini. Terima kasih banyak telah berkunjung dan membaca tulisan sederhana ini. Semoga sehat selalu dan salam dari Jogja.

20/06/24

Berkunjung ke Galeri Pasir Bertasbih, Purwomartani, Sleman

Penulis, Akhmad Muhaimin Azzet,
di Galeri Pasir Bertasbih.

Ada sebuah galeri yang menarik untuk dikunjungi, apalagi bagi sahabat yang suka dengan seni kaligrafi dan seni rupa murni. Namanya Galeri Pasir Bertasbih, terletak di dusun Kanoman, Purwomartani, Kalasan, Sleman.

Seniman sekaligus pemilik galerinya bernama Faizan Zuhairi Mukhadatu. Kenapa menarik? Karena kaligrafi karya Kang Faizan --saya biasa memanggil-- tidak menggunakan alat dan media pada umumnya di bidang seni kaligrafi dan seni lukis, tapi menggunakan pasir. Termasuk dengan pewarnaan, murni dengan warna pasir alami, baik itu putih, hitam, coklat, biru, dst. Kaligrafi semakin menarik karena dipadu dengan seni rupa murni.

Kang Faizan sedang menerima kunjungan seorang dosen dari Bogor, Kang Muhammad Arif Darmawan.
Youtube Azzet Channel sedang rekaman di Galeri Pasir Bertasbih.

Kang Faizan sedang berkarya di galerinya.

Sebagai santri yang menekuni dunia seni kaligrafi dan seni rupa murni, Kang Faizan merupakan pribadi yang menarik. Enak diajak ngobrol dan senang berbagi dengan para tamunya yang ingin belajar tentang bidang yang digelutinya ini. Sambil berbincang, menyeruput kopi, tentu ini kesempatan yang istimewa.